Ini alasan saya kini kenapa saya memutuskan jadi YouTuber
ketimbang tetap menjadi Trader Forex, atau terjun ke Trading Saham
Karena uang Cash yang bisa saya gunakan untuk itu tidak ada, alias belum ada uang yang parkir, melainkan hanya uang dapur, maka saya memilih jadi YouTuber saja. Detail pertimbangan saya begini:
Apapun jenis bisnis, tak ada yang bisa sukses kebut semalam. Termasuk
trading yang sekilas dianggap bisa kaya dengan kebut semalam. Faktanya
tetap sama. Apakah itu trading saham, trading Forex, trading emas,
maupun trading Crypto Currancy. Belum pernah saya temukan, baik melalui
bacaan, tontonan apalagi ketemu langsung, ada orang yang kaya dalam
sekejap dengan trading. Justru yang banyak, yang bangkrut mendadak
digulung trading. Tetap saja orang yang sudah kaya karena itu, setelah
mereka jatuh bangun menekuninya bertahun-tahun, bahkan belasan dan
puluhan tahun
Nah kalau seperti itu, apa bedanya dengan membangun Channel.
Tapi kalau membangun Channel selama bertahun-tahun apalagi sampai belasan tahun seperti itu, itu secara tidak langsung, akan menyisakan sekian banyak keterampilan pada diri kita. Kemampuan bicara, kemampuan menyampaikan sesuatu, kemampuan mengedit video, mengedit sound, sampai dengan jadi mengerti banyak sistem digital dan dunia web, yang semua itu ujung-ujungnya juga bisa digunakan untuk cari uang dalam bentuk pekerjaan offline. Jadi ada pertumbuhan kompetensi real diri yang luar biasa.
Sementara kalau trading sekian lama, sisanya yang tersisa pada diri kita
hanya pengetahuan seputar trading. Tambah analisa teknikal dan
fundamental yang sangat rumit dan spekulatif. Yang semua itu, tidak bisa
digunakan untuk pekerjaan real di dunia nyata. Kecuali keterampilan dan
pengetahuan kita tentang itu sudah level dewa, baru bisa digunakan
untuk pekerjaan lain selain trading. Misalnya menjadi analis. Tapi
berapa biji yang bisa sampai ke level itu?
Kemudian lagi
Jika uang yang akan digunakan untuk menekuni trading, hanya 30 juta kebawah, itu belum ada artinya. Apalagi untuk trading Saham. Margin Saham itu tipis. Jadi butuh modal besar baru nominal keuntungannya menjadi tebal. Kalau di Forex, uang sebanyak itu, sudah bisa untuk mendapatkan margin profit yang besar. Tapi masalahnya, resiko tradingnya jadi tinggi. Iyalah kalau berhasil masuk pasar dengan mulus. Jika keliru, maka semua uang sebanyak itu bisa ludes dalam hitungan detik.
Nah kalau membangun Channel di YouTube, resikonya apa? Tak ada. Dengan
catatan video yang dipuload bukan video yang melawan hukum dengan segala
derivasinya. Jika uang 30 juta dijadikan untuk memodali Channel, itu
peralatan rekamannya sudah canggih untuk level kita. Sudah bisa dipakai
untuk seumur hidup.
Makanya hingga kini saya akhirnya menjadi YouTuber ketimbang menjadi seorang Trader. Kecuali nanti saya sudah punya uang parkir yang memadai, itu sudah lain cerita. Kalau anda gimana teman-teman?
wah, bener juga pak. lebih baik bikin blog dan channel youtube. kalau sukses alhamdulillah rezki dari Allah, tapi kalau belum, rasanya gak rugi-rugi amat.
BalasTerima kasih admi moga sehat sukses selalu
Balas