Mitos tentang Google Adsense, bertebaran dimana-mana. Baik pada banyak forum dan komunitas Adsense, maupun melalui apa yang ditulis para Publisher Adsense. Tapi saya banyak melanggar semua itu. Kenapa?
Karena nyaris semua itu bagi saya tidak masuk akal dan terlalu mengada-ada. Terlalu dibesar-besarkan. Lalu ditakuti tanpa sikap yang relevan. Istilahnya, hanya bid'ah. Sesuatu yang tidak ada dianggap benar-benar ada. Sesuatu yang bukan standar resmi kebijakan Adsense tapi diproduksi oleh para Blogger secara bersama-sama, sehingga akhirnya terbentuk kesadaran bersama bahwa semua itu memang begitu adanya. Apa contohnya? Cukup banyak. Tapi pada kesempatan ini hanya saya bocorkan 4 contoh penting saja:
1. Setiap postingan harus ada gambar
Beberapa kesempatan saya pernah kesasar ke blog yang pada bagian atas dari postingannya, dipajang foto yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan topik yang ditulisnya. Gambarnya foto orang berkebun. Tapi tulisannya tentang pengalamannya dengan Adsense. Atau gambarnya foto anaknya yang masih balita, tapi postingannya menyajikan tutorial tentang cara mensiasati agar blog bisa diterima Google Adsense.
Nah kenapa bisa terjadi aksi lugu dan tidak berkelas seperti itu? Ya itu tadi. Termakan mitos bahwa setiap postingan harus ada gambarnya. Dan karena gambar yang ditegaskan Google adalah gambar original, maka dari pada mengcopas gambar orang lain, lalu digunakanlah foto-foto yang ada di HP blogger tersebut, yang isinya adalah, dokumen harian tentang diri, keluarga dan kehidupan sehari-harinya.
Padahal gambar dalam sebuah postingan, selain untuk menambah daya tarik secara estetika, fungsi utamanya adalah sebagai sebuah ilustrasi visual, sebagai gambaran ringkas tentang apa yang diulas. Tidak mesti dalam bentuk foto objek, kejadian, atau peristiwa, tapi juga bisa dalam bentuk lambang, logo, ikon, desain grafis sederhana dan seterusnya. Singkatnya, gambar itu adalah sebagai wakil dari apa yang diulas dalam bentuk yang bisa dipahami secara visual. Karena itulah gambar itu harus relevan dengan apa yang disajikan. Jadi bukan dengan tujuan untuk memenuhi syarat wajib tertentu. Itu namanya terlalu memaksakan diri demi sebuah penghambaan yang tidak bernilai. Yang dihamba pun juga tidak akan suka dengan sikap sengaja menjilat seperti itu. Karena tidak relevan.
Lalu bagaimana jika sebaliknya alias tanpa gambar sama sekali?
Saya sendiri juga melakukannya. Pada beberapa postingan saya di blog ini, tanpa gambar sama sekali. Hanya kumpulan paragraf tanpa sentuhan seni rupa. Murni hanya teks, walaupun tulisan itu cukup panjang. Kenapa? Karena saya tidak berpikir tentang gambar. Pikiran saya, sedang fokus pada kedalaman materinya. Saya asyik masyuk mengulasnya secara tajam dari berbagai sisi. Lalu apakah itu membuat saya gagal untuk diterima Google Adsense? Faktanya tidak.
2. Postingan tidak boleh banyak gambar dari teks
Ini kebalikan dari diatas. Setiap menulis postingan, isinya tidak boleh lebih banyak jumlah gambar dari teks. Jika itu terjadi, maka pendaftaran Adsensenya tidak akan diterima. Akibatnya, mereka yang memburu adsense yang mengamini hal ini, jadi enggan menulis postingan tutorial. Jika tetap menulis tutorial, maka gambarnya, sangat minim. Bahkan ada yang tanpa gambar sama sekali.
Apa jadinya ulasan dalam bentuk tutorial tanpa gambar? Misalnya topiknya tentang cara mendaftar Adsense. Tapi gambarnya hanya 1 buah apalagi tanpa gambar sama sekali. Bagi saya postingan seperti itu nilainya ampas. Biasanya tutorial tanpa screenshot, ditulis oleh Blogger malas dan Blogger copas. Hasrat ingin update tinggi tapi tidak punya pengalaman langsung dengan apa yang ditulis. Atau jika punya, malas untuk merekam pengalamannya dalam bentuk gambar screenshot. Istilahnya, mereka hanya ngoceh tanpa menunjukkan bukti. Saya sendiri, membangun blog seperti ini, selain karena minat blogging saya yang begitu besar, sekaligus sebagai aksi protes terhadap blog-blog yang menulis banyak hal tentang tips dan trik, segala sesuatu yang bersifat keterampilan, hal-hal yang bersifat teknis, khususnya tentang negblog dan bisnis online, tapi tidak disajikan dengan tuntas lengkap dengan gambar pendukungnya. Itu sebabnya, di blog ini, postingan-postingan tentang tutorial, selalu banyak gambarnya. Bahkan lebih banyak dari jumlah teksnya. Lalu apakah benar blog ini ditolak oleh Adsense? Faktanya tidak.
3. Setiap postingan minimal sekian kata
Ada yang mengatakan minimal sebuah postingan harus 300 kata. Harus 500 kata. Bahkan ada yang mengatakan 1000 kata. Singkatnya, semua ada hitung-hitungannya secara matematis. Baik soal jumlah kata, jumlah tulisan dan seterusnya. Akibatnya, umumnya Blogger yang mengincar Adsense, tulisannya jadi melempem. Tidak tegas. Sengaja mengulur-ulur ulasan hingga bertele-tele. Yang ditulis misalnya tentang bagaimana cara mendaftar adsense melalui Blogger. Tapi 3 alinea awalnya, mutar-mutar kesana kemari seperti seorang Arif Bijaksono sedang berkotbah. Atau seperti seorang Guru Moral yang sedang berfatwa. Sedang bagian inti dari tulisan tersebut, hanya diulas 2 alinea singkat. Artinya lebih banyak kuah dari pada isinya.
Kenapa tidak langsung saja tembak pada topiknya?
Itulah akibat sihir dari mitos tentang menulis yang sesuai syarat Adsense. Takut Google akan menilai bahwa tulisannya tidak memenuhi syarat dari sisi jumlah. Akibatnya, mereka jadi memaksakan diri dengan cara kanak-kanak. Padahal sejauh yang cermati, Google atau Adsense tidak pernah menuliskan tentang hal itu. Yang menjadi penekanan Google, hanya soal pengalaman kebergunaan. Tulislah sesuatu yang meningkatkan pengalaman kebergunaan bagi pengunjung. Sajikan sesuatu yang membuat mereka jadi lebih baik. Lebih tercerahkan lebih terinspirasi. Jangan mempersulit mereka, apalagi menipu mereka. Pastikan, bahwa apa yang ditulis, memang untuk mereka. Bukan untuk akal bulus diluar ekspektasi mereka. Singkatnya, yang ditulis, memang sesuatu yang mereka cari-cari. Ibaratnya, saat pengunjung kesasar ke sebuah blog, mereka merasa menemukan harta karunnya yang hilang: "Waw .... ini dia yang saya cari-cari selama ini"
Itu bisa terjadi, bukan dengan cara sibuk menghitung jumlah kata, alinea dan halaman sebuah tulisan. Tapi dengan bobot. Dengan kedalaman. Dengan akurasi. Dengan kualitas ulasan akan sebuah topik. Kualitas, atau kedalaman sebuah penyajian, tidak bisa diukur dengan jumlah. Tapi dengan ketajaman. Apa yang tak terpikirkan oleh orang lain, justru terpikirkan oleh kita. Apa yang tak pernah disajikan oleh orang lain, justru diobrak-abrik dengan tuntas oleh kita.
Jadi pointnya, bukan soal jumlah. Tapi soal bobot.
Karena itu sebuah topik, sebuah info, sebuah tips dan tutorial, bisa panjang dan juga bisa sedang bahkan pendek, tergantung keluasan materi yang menjadi target. Berapapun panjang atau pendeknya tulisan anda, akan tetap bisa dinilai kesungguhan anda. Postingan yang panjang, tidak jaminan bahwa anda telah menulis dengan sungguh-sungguh. Meskipun panjangnya sudah menjulur hingga sekian meter, belum tentu penulisnya sungguh-sungguh, jika isinya hanya permainan kata sambung, kutipan dan basa-basi yang tidak relevan dengan topik. Atau, sesuatu yang sudah sangat lumrah bertebaran dimana-mana. Tapi postingan yang pendek, bisa saja bobotnya lebih hebat dari postingan yang panjang jika isinya sesuatu yang lugas padat.
Saya sendiri, juga sering menulis dibawah 500 bahkan 300 kata. Saya tidak pernah merasa dihukum oleh jumlah. Yang saya pikirkan, apa yang ingin saya bagikan, tercurah sebagaimana mestinya. Meskipun tulisan itu pendek, tapi jika rasanya sudah klop, alias tidak bisa ditambah lagi, maka saya biarkan saja. Tak pernah saya sengaja menarik-menarik tulisan yang pas untuk 3 alinea misalnya lalu ditarik-tarik hingga melar menjadi 8 paragraf. Itu bukan tipologi saya.
Lalu apakah Google menilai bahwa konten blog ini tidak memadai? Sama sekali tidak. Justru saya langsung diterima Adsense hanya dalam hitungan 5 menit. Dan baru seminggu diterima, saya sudah mendapat penghargaan unit iklan Konten Sesuai, atau Matched Content, sebuah unit iklan yang dimpikan para Publisher. Saya pun bingung kenapa unit itu muncul. Karena sebelumnya saya tidak tahu sama sekali akan hal itu, apalagi pernah mengubernya.
4. Harus ada halaman Disclaimer dan Privacy Policy
Sebenarnya ini satu paket: Halaman About, halaman Sitemap. halaman Contact, halaman Privacy Policy, Disclaimer bahkan juga ada yang menambahkan halaman error 404. Singkatnya ada beberapa halaman khusus yang wajib hukumnya disediakan atau ditulis para Blogger sebagai syarat kelengkapan agar blognya diterima saat didaftarkan ke Google Adsense. Maka berbondong-bondonglah rata-rata Blogger mencantumkan semua itu pada panel menu navigasi blog mereka. Rata-rata isinya sama. Sama-sama copas dalam bentuk bahasa Inggris. Walaupun blog mereka isinya menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan meskipun menggunakan bahasa daerah, semua halaman wajib itu tetap menggunakan bahasa Inggris.
Lalu apakah benar Google atau Adsense mensyaratkan semua itu?
Google itu bukan seorang Blogger lugu dan tolol. Dia sudah cerdas. Lebih cerdas dari apa yang anda bayangkan. Point dari semua itu adalah, bahwa anda bertanggung jawab dengan apa yang anda lakukan. Anda bertanggung jawab dengan blog atau situs anda sendiri. Singkatnya, hadirlah dengan tangan terbuka di muka bumi belantara maya. Tunjukkan siapa diri anda. Identitas anda, maksud anda, kontribusi anda dan seterusnya. Berbagilah dengan terbuka dengan orang lain. Jangan pakai topeng. Jangan anonim. Jangan menipu.
Nah jika demikian, maka anda tidak akan menyembunyikan diri. Anda akan mencantumkan identitas asli diri anda. Mulai dari nama, alamat, latar belakang, foto dan seterusnya tentang diri anda. Termasuk kontrak sosial anda dengan pengunjung. Tujuan anda membangun blog apa, jika terjadi kekecewaan pada penunjung maka respon loyalitas anda apa dan seterusnya. Itulah point dari semua itu. Bahwa anda hadir untuk memberi arti dengan sesama. Dan itu tidak bisa dengan permainan formalitas saja. Tapi dengan bukti. Apa buktinya? Apa yang anda tulis. Apa yang anda sajikan. Meskipun semua artefak formalitas itu sudah lunas anda penuhi, tapi isi blog anda tidak memadai, hanya copas, hanya maling, hanya gombal, hanya basa basi, maka tetap saja blog anda akan dinilai tidak memadai.
Saya sendiri saat mendaftarkan blog ini, tidak terpikir sama sekali tentang semua halaman wajib seperti itu. Menu navigasi blog ini yang memenuhi kriteria itu hanya 3, yaitu halaman About, halaman Sitemap dan halaman Kontak. Tapi isinya semua bahasa Indonesia dengan format dan gaya bahasa saya sendiri. Tapi apakah saya ditolak oleh Adsense karena semua itu tidak lengkap? Faktanya tidak.
Jadi begitulah ceritanya
Cukup banyak mitos yang sengaja diproduksi oleh mereka yang kesurupan Adsense. Tapi yang terbukti dari semua itu, nyaris tidak ada. Jadi anda jangan mau lagi disihir oleh gosip para Blogger akan hal itu. Hiruplah pencerahan yang memberi inspirasi agar anda tetap semangat untuk blogging. Tetap semangat untuk kreatif dan produktif. Jika efek sebuah tulisan atau gosip tentang Adsense hanya membuat anda jadi ketakutan, sehingga sikap anda jadi kanak-kanak, ludahi saja. Karena sikap mental dan cara berpikir itu sangat menentukan. Tidak hanya untuk Adsense, tapi juga terhadap banyak hal dalam hidup anda. Jika pandangan yang mempengaruhi anda hanya cara pandang yang dangkal dan manipulatif, maka diri anda juga akan menjadi sama. Akan jadi ngikut.
Sekian