Sebelum menyesal di kemudian hari, pikirkan nama domain sebelum membeli. Tidak perlu pakai istilah matang segala. Yang penting anda punya pertimbangan tertentu dalam membelinya. Kenapa? Karena nama domain adalah sebuah brand. Sebuah mercu suar. Sebuah magnet yang menghisap.
Lalu apa prinsip yang terlarang dalam memilih nama domain?
1. Bertele-tele
Bertele-tele disini bisa terlalu panjang dan juga bisa terlalu neko-neko, sehingga nama domain blog anda jadi sulit dieja apalagi diingat. Misalnya nama domain blog anda:
lautandownloadgratis.com
tipseobisnisblog.net
blogkerenzmaniax.com
fungkymanmuzic.com
zurighazadech.biz
Akibatnya, saat searching di Google, atau saat mengetikkan alamat tersebut di kotak alamat Browser, penggemar blog anda akan sering salah ketik. Akhirnya mereka kesasar ke blog orang lain. Padahal maksudnya ingin berkunjung lagi ke blog anda. Akibatnya, anda sendiri yang rugi. Rugi secara tak sengaja karena keluguan dan ambisi over acting anda sendiri.
2. Pakai angka dan tanda baca
Ini berbeda dengan yang pertama. Nama domain yang pertama, lahir karena ambisi ingin banyak gaya. Sedang yang kedua ini justru ingin menjelaskan pada orang lain agar orang lain jadi mengerti dengan jelas, sehingga dalam merancang sebuah domain, pengujung dituntun dengan menyisipkan tanda baca, seperti layaknya sebuah kalimat dalam sebuah tulisan. Misalnya blog anda isinya tentang tips-tips ngeblog. Maka secara refleks, anda akan tergoda menggunakan nama domain: tips-ngeblog.com. Bila dieja, memang jadi mudah dimengerti maksudnya. Tapi jangan lupa, efeknya, juga sama dengan prinsip pertama. Pengunjung, sering kesedak saat mengeja nama domain atau alamat blog anda. Alam bawah sadar mereka cendrung mengabaikan atau jadi buyar ingatannya karena diganggu oleh tanda strip tersebut (-). Apalagi juga menggunakan tanda underscore (_). Akibatnya, lagi-lagi, anda akan kehilangan penggemar untuk datang kembali. Lagi-lagi, sebabnya karena efek ketidaksengajaan, baik oleh anda sendiri, maupun oleh pengunjung anda. Jadi gunakan domain yang lancar dieja lidah dan mudah menempel dalam ingatan dengan mengalir. Tidak zig zag karena banyak tasdiq ulah permainan tanda baca.
3. Pakai kata kunci
Ini sangat marak terjadi pada mereka yang eforia SEO (Baca: Kupas Tuntas Apa Itu SEO). Misalnya isi blog mereka tentang masakan. Tentang kuliner. Maka pemiliknya cendrung menggunakan nama domain: resepmasakan.com. Tujuannya, agar setiap pengunjung yang mengetikkan kata kunci terkait (masak, resep, resep masakan), blognya jadi terangkat ke ranking atas di halaman pencarian Google. Motifnya, adalah untuk merambah pengunjung. Dari sisi relevansi antara nama domain dengan isi blognya, memang cocok. Bahkan sangat relevan. Tapi dari sisi branding, nama domain seperti itu tidak mengandung citra magis. Datar, pasaran dan lumrah. Sama sekali tidak unik. Dari sisi SEO pun, kini itu sudah jauh panggang dari api sejak Google memperbarui algoritmanya. Google tidak lagi mempertimbangkan itu sebagai dasar perangkingan peforma blog di halaman SERP-nya. Karena nama domain seperti itu, nama domain yang sengaja menggunakan kata kunci, sudah keracunan. Keracunan citra karena sudah marak ditunggangi para Blogger SEO mania. Blogger-blogger yang otaknya sudah dirasuki oleh ambisi SEO. Jadi hindari nama domain seperti itu. Karena tidak ada lagi efeknya secara SEO.
Sebagai gantinya, lebih baik gunakan nama yang mengandung brand. Memang sebuah nama. Baik nama personal, perusahaan, instansi maupun komunitas tertentu. Misalnya eriantoanas.com, surti.com, supertech.com, buditekno.co, rexus.com, google.com, kompas.com dan seterusnya. Intinya, bangun sebuah nama sebagai ikon. Sebuah nama sebagai lambang. Tidak perlu mengandung kata kunci. Nama sebagai nama. Soal citra dan keyword yang akan melekat, itu bisa dibangun di kemudian hari. Sebagai contoh, apalah artinya kaskus.co.id. Sangat simple. Bersahaja. Tapi kenapa banyak kata kunci dengan beragam topik yang diketik para pelancong maya di Google, kaskus tetap sering muncul? Nah itu yang saya maksud. SEO itu melekat pada konten. Bukan pada nama dan domain sebuah blog. Apalagi kini algoritma Google sudah berbasis humanty. Bukan lagi berorientasi robotisme. Bangunlah sesuatu memang untuk manusia. Bukan untuk menembak kata kunci, bukan untuk mengakal-akali script, coding dan robot. Gunakan nama domain yang natural. Reputasinya, akan didongkrak sendiri oleh konten yang membangunnya di kemudian hari. Nilai sebuah nama, dibangun oleh prestasi demi prestasinya seiring berjalannya waktu.
Untuk melengkapi kotbah saya tentang hal ini, silahkan anda tinggalkan halaman ini, dan loncat ke: Rumus Pamungkas Memilih Nama Domain.