Filsafat Blogging, bukan disiplin ilmu senior dalam etalase sejarah. Bahkan sama sekali tidak pernah terdaftar dalam buku sejarah. Sebabnya karena memang tidak ada yang namanya filsafat blogging. Lantas dari mana asal usulnya?
Istilah filsafat blogging itu sendiri,
Baru dikenal sejak tulisan ini diluncurkan. Dilucurkan oleh seorang blogger yang sangat menggandrungi filsafat, tapi sekaligus juga keranjingan akan blogging. Dua minat ini bagai pertarungan minyak dengan air, bagai vigur utama bertempur dengan sang antagonis. Dua kata kunci yang nilai relevansinya sama sekali tidak ada. Bahkan algoritma Google pun, tidak pernah menyandingkan filsafat dengan blogging sebagai related keyword yang empuk untuk SEO sebuah blog. Tapi oleh Blogger kita ini, filsafat dan blogging, dikawinkan pada blog ini. Diatas ranjang yang bernama blogernas.
Lalu apa yang Blogger kita maksud dengan filsafat blogging?
Secara gamblang, filsafat artinya adalah berpikir sampai ke akar-akarnya. Sedang blogging, adalah sebuah aksi dalam mengelola blog. Maka filsafat blogging, secara etimologis menjadi bermakna, cara mengelola blog dengan cermat sampai mendetail. Konsekuensinya, tidak ada kamus malas dalam blogging. Apalagi copas dan maling. Yang ada, hanya sebuah jihad virtual di belantara script dan permainan coding. Sebuah petualangan teknis yang tiada henti dari header ke sidebar. Dari main ke footer. Dari compos ke HTML. Dari posting ke posting. Lalu menjalar ke Google Webmaster, W3C Validator, Speed Insight, GTmetrix, chkme, Domain dan Page Authority, Alexa dan entah apalagi. Terus dan terus tiada henti sepanjang darah blogging itu masih mengalir.
Lantas bagaimana caranya semua itu bisa bertemu dengan segala properti filsafat? Dengan asumsi, postulasi dan argumentasi? Dengan Aristoteles, dengan Descartes, Kant, Marx, Nietzsche hingga Derrida? Itulah yang akan dikocok oleh Blogger kita di blog ini.
*) Catatan kaki:
Yang dimaksud dengan Blogger kita adalah saya sendiri
Saya habis mutar-mutar dari Facebook, bertemu dengan link ini, ternyata sakit jiwa Bapak Kita tidak hanya terjadi di Facebook semata. Mantab.
BalasTetapi, ada perbedaan yang saya dapatkan dari sini Bapak Kita. Tulisan anda di Blogernas dan di Facebook agak berbeda sedikit. Disini anda menulis secara tenang dengan halus, tidak seperti di Facebook yang membantai segala sesuatu dengan cadas. Sudah berapa hari saya tidak melihat anda di Facebook. Apa anda masih dijalan pulang mudik? Salam saya, Yokie S.
BalasYa memang ada perbedaan nak Yokie. Karena media dan sasarannya juga berbeda antara Facebook dengan disini.
BalasSaya sudah kembali dari mudik nak Yokie
Bapak Kita, anda sudah pernah merilis buku? Jika ada, saya ingin tahu buku apa itu.
BalasBelum nak Yokie
Balas