Rata-rata Blogger Copas, sikapnya tidak fair. Sebagai manusia pencundang yang maling, mereka selalu punya alasan untuk membenarkan sikapnya. Misalnya:
"Saya sibuk. Saya tidak punya waktu untuk menempel berjam-jam di depan komputer atau laptop seperti anda."
Ah tidak harus hingga berjam-jam.
"Ya itu yang saya tidak bisa. Saya benar benar tidak ada waktu."
Apakah anda selalu sibuk nonstop bekerja 24 jam setiap hari?
"Ya memang tidak"
Berarti tetap anda ada waktu bukan?
"Tapi itu waktu saya untuk istirahat, untuk makan, untuk santai dan sebagainya"
Apakah tidak bisa anda luangkan waktu santai anda sekian menit untuk blogging?
"Kalau cuma beberapa menit, apa yang bisa saya lakukan untuk blogging?"
Tapi faktanya anda kalau online di Facebook bisa lebih dari satu hingga dua jam? Atau nonton video di youtube dan lain-lain, kok bisa lebih?
Blogger copas kita diam
Disisi lain, ada juga blogger copas yang berkata begini:
"Saya ini tidak pandai menulis. Dan juga tidak tahu apa yang akan saya tulis."
Anda kan pandai bicara. Kalau anda bisa bicara, logikanya anda juga bisa menulis apa yang anda katakan. Tulis saja apa adanya seperti apa yang anda katakan dalam percakapan.
"Apakah layak postingan blog isinya seperti itu?"
Kenapa tidak. Siapa yang larang.
"Tapi siapa yang akan tertarik"
Selalu ada yang tertarik terhadap tulisan apapun. Asal itu adalah karya alami. Karya otentik, pasti punya daya tarik tersendiri diantara berjubel karya lainnya. Konten sebuah blog kan tidak harus tentang blogging. Tidak harus tentang SEO dan monetizing. Banyak kok blog yang isinya cuma curhat, digemari bahkan digandrungi. Tapi mereka tidak tanggung-tanggung dengan curhatnya. Mereka menulis renungan pribadinya dengan mendalam. Nah apa susahnya menulis renungan pribadi?
"Ah masa kita mengumbar tentang pribadi kita ke muka umum"
Ini bukan soal umbar mengumbar. Tapi soal berbagi. Siapa tahu tanpa kita sadari, banyak orang, ingin belajar dari pengalaman kita pribadi. Atau untuk saling dialog atas berbagai problem kehidupan. Atau tentang minat yang sama akan sesuatu.
"Ya tapi saya belum pernah melakukannya. Saya juga bukan seorang penulis. Nanti kalau saya yang menulis, pembaca malah ketawa."
Anda kan bisa belajar. Anda bisa mulai dari titik nol. Selagi anda mau mencoba dan terus melatih diri anda, saya yakin akhirnya anda akan bisa. Toh semua orang, tidak ada yang begitu lahir, mendadak jadi penulis. Tetap saja pada mulanya mereka belajar dulu dari titik nol. Lalu akhirnya, menjadi bisa dan mahir. Hanya saja, mereka sudah lebih dulu mulai dari kita.
Blogger copas kita terdiam.
Sambil berpikir bagaimana caranya agar tulisan ini bisa dia copas.
"Saya sibuk. Saya tidak punya waktu untuk menempel berjam-jam di depan komputer atau laptop seperti anda."
Ah tidak harus hingga berjam-jam.
"Ya itu yang saya tidak bisa. Saya benar benar tidak ada waktu."
Apakah anda selalu sibuk nonstop bekerja 24 jam setiap hari?
"Ya memang tidak"
Berarti tetap anda ada waktu bukan?
"Tapi itu waktu saya untuk istirahat, untuk makan, untuk santai dan sebagainya"
Apakah tidak bisa anda luangkan waktu santai anda sekian menit untuk blogging?
"Kalau cuma beberapa menit, apa yang bisa saya lakukan untuk blogging?"
Tapi faktanya anda kalau online di Facebook bisa lebih dari satu hingga dua jam? Atau nonton video di youtube dan lain-lain, kok bisa lebih?
Blogger copas kita diam
Disisi lain, ada juga blogger copas yang berkata begini:
"Saya ini tidak pandai menulis. Dan juga tidak tahu apa yang akan saya tulis."
Anda kan pandai bicara. Kalau anda bisa bicara, logikanya anda juga bisa menulis apa yang anda katakan. Tulis saja apa adanya seperti apa yang anda katakan dalam percakapan.
"Apakah layak postingan blog isinya seperti itu?"
Kenapa tidak. Siapa yang larang.
"Tapi siapa yang akan tertarik"
Selalu ada yang tertarik terhadap tulisan apapun. Asal itu adalah karya alami. Karya otentik, pasti punya daya tarik tersendiri diantara berjubel karya lainnya. Konten sebuah blog kan tidak harus tentang blogging. Tidak harus tentang SEO dan monetizing. Banyak kok blog yang isinya cuma curhat, digemari bahkan digandrungi. Tapi mereka tidak tanggung-tanggung dengan curhatnya. Mereka menulis renungan pribadinya dengan mendalam. Nah apa susahnya menulis renungan pribadi?
"Ah masa kita mengumbar tentang pribadi kita ke muka umum"
Ini bukan soal umbar mengumbar. Tapi soal berbagi. Siapa tahu tanpa kita sadari, banyak orang, ingin belajar dari pengalaman kita pribadi. Atau untuk saling dialog atas berbagai problem kehidupan. Atau tentang minat yang sama akan sesuatu.
"Ya tapi saya belum pernah melakukannya. Saya juga bukan seorang penulis. Nanti kalau saya yang menulis, pembaca malah ketawa."
Anda kan bisa belajar. Anda bisa mulai dari titik nol. Selagi anda mau mencoba dan terus melatih diri anda, saya yakin akhirnya anda akan bisa. Toh semua orang, tidak ada yang begitu lahir, mendadak jadi penulis. Tetap saja pada mulanya mereka belajar dulu dari titik nol. Lalu akhirnya, menjadi bisa dan mahir. Hanya saja, mereka sudah lebih dulu mulai dari kita.
Blogger copas kita terdiam.
Sambil berpikir bagaimana caranya agar tulisan ini bisa dia copas.